Pintaku, Harapanku dan Sang Waktu
Semua yang akan terjadi, kejadian yang baik, kejadian yang buruk, kejadian yang terbaik ataupun kejadian yang terburuk tidak lain hanyalah urusan waktu. Hanya waktu yang akan menjawab dan menjelaskannya, tentang apa yang menimpaku di hari kemudian.
Hasratku sebagai manusia tentu selalu ingin yang baik-baik, yang sering menghindari dan mengingkari yang buruk-buruk. Yang meskipun sebetulnya rangkaian kejadian yang baik dan kejadian yang buruk itulah yang semakin membuat hidup ini berwarna dan semakin indah.
Namun tetap, hanya satu sisi kanan lah harapanku itu. Adalah harapan yang baik-baik untuk datang di kemudian hari. Karena satu sisi kiri yang berisi yang buruk-buruk adalah perlawanannya, adalah bentuk kecelakaan yang harus senantiasa dihindari.
Sebelum waktu yang membawa keputusan dalam rangkaian hidup dan kehidupan itu menjemput dan sebelum asa yang kugantungkan tinggi-tinggi itu menyampaikan kabar. Masih ada waktu tersisa untuk melakukan kebaikan, dengan terus berusaha dan berdoa. Dan sebelum kabar yang baik datang ataupun kabar yang aku hindari, kabar buruk itu tiba, semuanya harus dipersiapkan dan diantisipasi sebaik mungkin.
Yang kuyakini bahwa di setiap usaha yang baik, secercah harapan itu selalu berpeluang, selalu muncul. Di dalamnya pasti selalu berkemungkinan, dan dari sisi yang berkemungkinan ini persiapan dan antisipasi terbaik itu tadi adalah amunisi untuk menyambut berita yang berkepastian.
Apapun nantinya, tetap dan terus akan selalu kukejar setiap jengkal kemungkinan yang baik dan kemungkinan yang terbaik, segala hal yang baik-baik itu. Adalah segala kebaikan yang selalu kuharapkan dan kunantikan dalam kehidupan. Dan pada prinsip inilah bahwa setelah mengusahakan yang terbaik, aku selalu berharap yang baik-baik dan selalu menyiapkan antisipasi atas kejadian buruk dan terburuk di kemudian harinya.