Semua Berawal dari Eksperimen
“Semua berawal dari eksperimen”, demikianlah apa yang saya yakini.
Ya, really, apapun itu hampir kejadian baru di dunia karena berawal dari eksperimen, demikian pula dengan apa yang seringkali saya lakukan. Semua berasal dari coba-coba disertai dengan keyakinan, semangat dan kesungguhan. Belakangan saya baru saja melakukan hal yang baru juga.
Tentu saja ya, untuk memulai sesuatu yang baru tentu itu akan ada saja yang membuat kita tidak yakin, namun kita harus tetap yakin dan berhati-hati dalam melangkah. Ya, langkah transformatif harus ditempuh, tidak harus kita ‘was-was’ dengan suatu perubahan.
Tentu, dalam mencoba sesuatu langkah yang baru akan ada konsekuensinya, baik konsekuensi baik maupun konsekuensi buruk. Tapi itu bukanlah masalahnya, melainkan masalah yang paling mendasar adalah justru kemauan kita untuk melangkah, tidak perlu cemas dengan akibat terburuknya.
Ihhh, tinggi amat sih pakai kata langkah transformatif. Eh, iya, hehee… Maksudnya apabila kita menginginkan sesuatu jangan dilamun terus, jangan hanya berencana, namun juga perlu ditunaikan.
Hlooh, ini ngomongin apa sih?
Hahaa, itu maksudnya gambaran secara umum. Baru saja nih saya buat soto. Wah, udah puasa lebih dari setahun makan soto ala Jawa Timur (Soto ala Ibu tercinta). Jujur, semasa di rumah saya tidak pernah buat yang namanya soto. Saya sudah sekira setahun hanya berkeinginan, berencana mau buat soto, tapi ragu memulainya. Bimbang karena berpikirnya,“aku bisa ndak ya, nanti soto yang aku buat apa ya.”
Satu hal yang lebih krusial lagi adalah bumbunya apa saja. Duh, ini masalahnya. Disini saya justru ada lompatan berpikir, belum tahu apa saja bumbunya malah berpikirnya, “aku bisa ndak ya, nanti soto yang aku buat apa ya.”
Akhirnya, saya yakinkan diri untuk buat soto, “aku harus buat soto paling lambat minggu depan.” Tidak tanggung-tanggung, untuk kali pertama saya buat soto ini saya beranikan undang teman saya dari Ethiopia dan Afghanistan untuk mencicipi masakan pertama saya ini.
Meski saat proses masak agak ragu karena rasanya kok masih belum terasa soto, tapi beberapa saat kemudian ketika soto sudah benar-benar masak terasa enak juga. Rame juga ya yang mau mencicipi, dari dua teman dari Ethiopia dan Afghanistan, teman seflat, teman yang tinggal di flat sebelah dan teman yang tinggal di flat bagian atas. Hmmm… Heee…
Ini nih, hasil eksperimennya. Ini adalah kuahnya soto yang sudah siap dihidangkan untuk porsi porsi jumbo (untuk sampai 11 orang). Oh ya, sedangkan ini adalah bumbu racikannya, ada tomat, daging, kubis (kol), sledri dan jeruk nipis yang dicincang.
Mari, selamat menikmati.
Itulah makanya saya katakan tidak ada yang sia-sia dengan eksperimen. Meski eksperimen tidak menutup kemungkinan terjadi kegagalan, namun optimisme membuat kita mampu melaksanakannya dengan sebaik mungkin.
Tidak perlu menunggu semuanya harus sempurna, sepanjang bumbu-bumbu yang inti sudah tersedia itu sudah cukup untuk kita memulai bereksperimen di dapur. Apalagi apabila bumbunya sudah tersedia semuanya.