Menjadi pemelajar sepanjang hidup
Kata orang, semakin bertambahnya pengetahuan dan pengalaman akan membantu kita dalam pembuatan keputusan yang lebih baik. Tentu, setiap orang ingin semua keputusan yang diambil merupakan yang terbaik dan hal ini akan terwujud apabila kita terus berusaha untuk belajar. Saya menyebutnya dnegan istilah pemelajar sepanjang hidup (lifelong learners).
Sejak kecil, kita sudah mulai belajar dalam menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Pelajaran paling besar dan berharga adalah pengalaman yang bisa kita sebut dengan belajar melalui tindakan (learning by doing). Banyak orang menyebutnya sebagai pengalaman namun saya menganggap itu merupakan bagian dari usaha manusia untuk terus belajar. Pada usia yang masih belia, kita juga mendapatkan pendidikan, baik dari TK, SD, SMP, SMA dan beberapa di antara berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, dengan gelar sarjana. Bagi yang lebih beruntung melanjutkan jenjang master hingga doktor. Belajar dalam institusi pendidikan formal ini juga dapat turut disebut sebagai belajar.
Selain dalam lingkungan institusi pendidikan, kita dalam kehidupan sehari-hari juga perlu mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman. Perubahan zaman turut mendorong kita untuk terus belajar, meskipun telah menyelesaikan pendidikan formal. Belajar tidak mengenal waktu dan tempat, tidak pula mengenal usia maupun jenis kelamin. Dorongan untuk terus belajar ini yang dapat mendorong kita untuk terus mengikuti perubahan zaman, seperti kemajuan teknologi yang berjalan begitu cepat. Saat kita turut mengikuti perkembangan itu dengan terus belajar, kita berkontribusi untuk memajukan negara kita. Karena, kemajuan suatu negara selalu dimulai dari kemajuan berpikir warga negaranya terlebih dahulu.
Indonesia, negara yang memiliki penduduk lebih dari 250 juta dengan gap ekonomi dan pendidikan yang relatif tinggi, memiliki tantangan dalam mewujudkan kemajuannya. Usaha telah dilakukan melalui reformasi pendidikan yang tampaknya tidak begitu meningkat secara signifikan. Bahkan survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 masih menempatkan Indonesia dalam jajaran negara juru kunci. Artinya, masih banyak tugas besar yang dimiliki negara ini dalam peningkatan kualitas pendidikan, kualitas dan metode belajar warga negaranya, sebagai penopang kemajuan Indonesia.
Alternatif yang bisa kita lakukan adalah dengan mengembangkan dan memupuk tradisi belajar mandiri dan terus menerus. Simon Chesterman, guru besar dan dekan Fakultas Hukum National University of Singapore (NUS), dalam tulisannya berjudul, “Why Study?” menekankan motivasi belajar harus dipupuk menjadi motivasi internal. Saat kita sekolah, nilai seringkali menjadi tujuan praktis dan ini tergolong sebagai motivasi eksternal. Beliau menegaskan belajar sesungguhnya adalah saat kita punya perasaan yang lebih dengan ilmu yang kita dapatkan dan larut dalam kebahagiaan dengan dunia ilmu dan pengetahuan. Saat kita telah merasa bahagia dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan, memiliki kecintaan yang besar terhadap ilmu pengetahuan. Saat kita sudah masuk dalam perasaan ini, kita sudah melangkahkan hidup kita dalam zona pemelajar sepanjang hidup.
Lalu apa indikator bahwa kita adalah pemelajar sepanjang hidup? Situs lifehack.org menyebutkan 12 tanda berikut yang akan mendefinisikan kita menjadi pemelajar sepanjang hidup.
Pertama, saat kita terdorong untuk membaca setiap hari. Apapun masalah yang tengah kita hadapi, setidaknya ada bacaan yang dapat menyajikan beragam solusi. Dengan membaca, wawasan kita akan bertambah melatih otak untuk terus berpikir dan dapat berkontribusi memperbaiki pola pikir kita. Dengan membaca, kita juga dapat terhubung dengan orang-orang sukses dan belajar dari kesuksesan yang mereka bagikan dalam tulisan-tulisannya. Bill Gates menyadari bahwa kesuksesannya tidak lepas dari tradisinya yang gemar membaca. Kita dapat belajar dari orang-orang seperti beliau.
Kedua, saat kita juga mengikuti beragam perkuliahan. Terdapat banyak perkuliahan yang dapat kita ikuti baik dalam media daring maupun luring. Dengan mengikuti beragam perkuliahan tersebut, kita akan mendapatkan kesempatan yang besar terhubung dengan orang-orang pandai dan terbuka pikirannya sekaligus belajar banyak hal dari mereka. Seiring dengan teknologi informasi yang semakin canggih, kita saat ini bisa dengan sangat mudah mendapatkan pengetahuan baru mekalui program daring, bahkan dari universitas tenama di dunia sekalipun.
Ketiga, saat kita mencari kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Daripada menghabiskan waktu berlama-lama di depan televisi, kita akan lebih baik menghabiskan waktu luang kita dengan hal-hal yang kreatif dan praktis. Satu hal yang perlu dipahami bahwa setiap menit yang terbuang akan pergi selamanya. Kita harus cermat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk hal yang membuat kita lebih maju.
Keempat, saat kita juga menjaga kesehatan fisik kita. John F. Kennedy mengatakan bahwa kesehatan fisik tidak hanya penting terhadap kesehatan tubuh kita karena itu juga mempengaruhi aktivitas kreatif dan dinamis dari kemampuan intelektual kita. Orang-orang pandai adalah mereka yang mampu mengkombinasikan kecerdasannya dan kebugaran tubuh dan memahaminya sebagai aset besar yang mendukung kehidupannya.
Kelima, saat kita punya banyak passion. Steve Jobs pernah mengatakan bahwa kita tidak dapat menghubungkan titik-titik ke depan, melainkan kita hanya dapat menghubungkannya dengan melihat ke belakang. Kita harus memiliki keyakinan bahwa titik-titik itu suatu saat akan menghubungkan dengan masa depan. Masing-masing titik-titik tadi dapat berupa kejadian atau keterampilan dalam hidup kita. Ketika suatu saat kita dapat mengkombinasikannya akan menjadi hal yang akan mendukung kehidupan kita yang lebih baik dan akan dapat menghasilkan pencapaian yang luar biasa dalam hidup kita. Memili beragam keinginan, minat atau passion mengindikasikan bahwa kita memiliki kecintaan yang besar terhadap terhadap kemajuan. Juga, perlu dipahami dan dicatat dengan baik-baik bahwa pada masa-masa sulit kita membutuhkan tindakan cerdas dan menyelesaikan masalah dengan lebih efisien.
Keenam, saat kita suka dengan kemajuan. Usaha keras akan berbuah dengan hasil yang lebih baik. Seringkali hasil dari usaha maksimal kita masih belum begitu tampak namun ada titik-titik kemajuan yang akan mengantarkan kita pada kemajuan dalam jangka panjang. Kita tidak harus terjebak dengan hasil instan. Sepanjang ada peningkatan dari usaha kita, kita perlu terus menekuninya.
Ketujuh, saat kita menentukan tujuan tertentu yang jelas. Agar tetap tumbuh, kita perlu memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas ini adalah salah satu faktor yang akan terus memastikan pertumbuhan dan kemajuan kehidupan kita. Saat kita menyukai tantangan, kita dapat menaklukkan ketakutan-ketakutan yang kita hadapi dalam kehidupan kita. Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa tujuan-tujuan yang penuh ambisi dan jelas akan meningkatkan kinerja individu. Tentu kita sepakat bahwa pemelajar sepanjang hidup adalah mereka yang peduli dengan kinerjanya sehingga mereka tidak berhenti untuk memajukan kualitas dirinya.
Kedelapan, saat kita suka dengan perubahan. Seringkali, perubahan membuat orang merasa risih karena banyak kemapanan yang harus ditinggalkan. Sebagai pemelajar sepanjang hidup, kita mampu mengidentifikasi perubahan dan dapat memimpin perubahan-perubahan untuk hasil dan kemajuan yang lebih baik. Usaha ini akan tercapat saat kita memiliki pikiran terbuka untuk mengawal perubahan itu.
Kesembilan, saat kita percaya bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai. Banyak orang cenderung berpikir setelah melewati usia tertentu, mereka tidak lagi dapat belajar sesuatu dan menjadi berhasil. Kita perlu memiliki pemikiran bahwa tidak ada kata terlambat dan perlu meninggalkan zona nyaman untuk memulai hal-hal baru yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Tentu saja, tidak ada ukuran harus pada usia tertentu kita mencapai kesuksesan. Di usia 45, Henry Ford baru menemukan For Model T car yang merupakan automobile murah pertama di dunia. Seperti atlit, untuk menjadi atlit profesional, memulai lebih awal adalah keputusan yang lebih baik dan diikuti dengan terus belajar dan berlatih secara rutin. Intinya, untuk memulai sesuatu, jangan pernah memiliki anggapan bahwa kita sudah terlalu tua untuk memulainya.
Kesepuluh, saat kita dengan senang hati mau berbagi. Peter Drucker mengatakan bahwa kita perlu menerima kenyataan bahwa belajar adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup agar kita dapat mengikuti perubahan. Dan, tugas yang paling mendesak adalah mengajari orang lain bagaimana untuk belajar. Tidak ada yang lebih baik daripada mengajak orang-orang di sekeliling kita untuk terlibat secara aktif untuk mendukung kemajuan. Seringkali, cara terbaik untuk menginsipirasi orang lain adalah dengan menjadi contoh terlebih dahulu bagi mereka. Mahatma Gandhi menyebutkan bahwa kita perlu menjadi perubahan dengan begitu kita dapat melihat dunia. Sebagai pemelajar sepanjang hidup, kita akan memiliki passion untuk tumbuh dan berkembang dan sikap ini akan menjadi energi positif bagi orang-orang di sekitar kita. Selanjutnya, orang-orang di sekitar kita akan bersikap serupa dengan apa yang sudah kita lakukan.
Kesebelas, saat kita meninggalkan zona nyaman. Meninggalkan zona nyaman tentu saja tidak mudah dan ini perlu dicoba. Edmund Hillary, pendaki gunung ternama, mengatakan bahwa tentangan terberat manusia sesungguhnya bukan saat mereka berhasil menaklukkan gunung-gunung yang tinggi. Saat berhasil menaiki gunung-gunung, Ia mengatakan bahwa ternyata saat menaiki gunung tantangan terbesarnya adalah menaklukkan diri sendiri dengan memacu diri untuk belajar meningkatkan keuletan, ketahanan dan kesiapan dalam segala tantangan. Dengan meninggalkan zona nyaman, kita akan belajar hal-hal yang baru yang akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita beradaptasi dengan hal-hal yang baru.
Keduabelas, saat kita tidak pernah merasa nyaman atau mapan. Anti kemapanan adalah salah satu modal kita untuk terus berkembang dan maju. Merasa menjadi orang yang cukup pandai adalah sesuai yang tidak pernah ada dalam pikiran orang dalam kategori ini. Tanpa ragu, kita akan mengapresiasi apa yang sudah diketahui dan tanpa henti terus mengejar apa yang masih belum diketahui. Kita dapat memprediksi saat berhenti belajar akan ada kehilangan kesempatan istimewa, yaitu kemampuan pengembangan intelektual yang akan berlangsung tanpa batas.
Cukup banyak bukan? Tentu tidak harus semuanya langsung kita penuhi. Kita perlu berusaha keduabelas indikator tersebut dapat kita penuhi secara bertahap, agar secara berangsur-angsur menjadi pribadi yang memiliki dorongan kuat terus belajar sepanjang hidup. Dengan kita memenuhi keduabelas indikator tersebut, tentu kita akan terus mengikuti segala perubahan zaman dan bahkan menjadi bagian pemimpin perubahan itu.