Karena Manusia Tak Pernah Tahu
Jangankan besok, beberapa jam ke depan saja alur kehidupan kita dapat berubah seketika. Rencana yang disusun baik-baik pun bisa buyar dalam waktu relatif singkat. Itulah kenapa hidup membutuhkan alternatif-alternatif. Itulah bukti bahwa manusia tidak pernah sendiri dalam perjalanan petualangan hidupnya, ada yang lebih kuasa daripadanya.
Tapi, terkadang manusia sering memaksakan.
Tapi, terkadang manusia sering menyalahkan.
Tapi, terkadang manusia menyesali masa lalunya.
Dalam pandangan saya, manusia tidak boleh tunduk, sekalipun menyerahkan nasibnya sepenuhnya kembali pada takdir. Saya tidak percaya bahwa takdir itu bersifat mutlak, karena ada sisi usaha maksimal manusia yang berpeluang bisa mengubah takdir itu. Meski demikian tidak berarti pula manusia bisa dengan mudah mengatur semua hidup dan kehidupannya sesuai dengan rencana pribadinya, apalagi mendahului kehendak takdir itu. Itu tidak pantas. Bagi saya tidak pantas seorang manusia berkeinginan mendahului, mengetahui dan memaksakan takdirnya itu. Saya berharap orang lain juga berpikir demikian.
Entah tidak semua orang akan menerimanya dan berkata setuju akan hal dia atas. Tapi ada satu hal yang dapat dipahami bersama bahwa sebetulnya hidup bukan tentang setuju atau tidak setuju dan bukan pula seperti paduan suara yang seirama, melainkan tentang pencarian makna akan hidup itu sendiri.
Karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi nanti, besok dan seterusnya, rancangan hidup itu penting, berikut alternatif-alternatifnya. Setidaknya kita bisa mengambarkannya apa yang hendak kita lakukan besok. Tapi saya paham betul bahwa rencana, rancangan, keinginan, ambisi atau apalah itu yang dibuat manusia itu pada dasarnya sering terbangun secara emosional, tidak terkonstruksi dengan sempurna dan matang, atau justru berbahaya dalam kehidupan itu. Karenanya mungkin ada betulnya ini mempunyai kesesuaian dengan satu teori dalam Ilmu Hukum bahwa yang lebih kuasa itu semacam lembaga peradilan yang berhak menguji keabsahan rencana-rencana manusia itu dalam satu sistem kehidupan dunia. Disitu ada kolaborasi antara manusia dan yang kuasa di atas segala kuasa.
Kembali lagi.
Tapi tidak semua berpikir demikian.
Itulah manusia yang beragam.
Itulah manusia yang selalu ada saja hal-hal yang diributkan dan yang ingin diperdebatkan, padahal waktu tidak pernah bisa mundur sedetik pun. Selain daripada untuk bergerak maju menarik roda kehidupannya ke depan dengan rancangan yang lebih baik lagi dan mengencangkan optimisme, dengan serta berusaha memahami bahwa tidak pernah ada sesuatu yang sempurna dalam hidup manusia itu sendiri.