Menjenguk Orang Sakit
Hari ini, selasa, saya memiliki jadwal menjenguk dan menemani seseorang di rumah sakit. Ah, beberapa orang sih yang saya temani. Dia yang sakit adalah seorang bayi berusia empat bulan karena sakit kanker mata. Rumah sakit di Indonesia tak sanggup menyembuhkan sakit itu dan karenanya kedua orang tuanya membawanya berobat ke Hyderabad, India.
Berobat sakit kok di India sih? Ya, hampi orang yang memandang India secara kasar akan hanya melihat sisi umumnya bahwa India adl negara yg jorok, kumuh, kotor, banyak orang miskin, atau apalah itu. Tapi di balik itu ternyata kualitas pengobatan atau rumah sakit di India jauh melampaui yang di Indonesia.
Pagi ini saya dan seorang teman pagi-pagi di suhu 10°C berangkat ke rumah sakit, Centre For Sight. Ini adalah rumah sakit spesialis untuk pengobatan mata. Jarak rumah sakit ini sekitar 15 km dari tempat kami tinggal. Apabila ditempuh dengan bus bisa sekitar 1 jam, sedangkan dengan auto (bajaj) hanya sekitar 30 menit.
Balita cantik nan mungil itu menurut hasil pemeriksaan dokter mengidap kanker mata. Kanker tersebut sudah memenuhi seluruh bagian mata kirinya. Mata kanan juga sudah terjangkit kanker namun masih belum separah mata kirinya. Dari berbagai pemeriksaan balita cantik itu harus segera ditangani agar kanker tidak menyebar ke jaringan otak yang akan menjangkit ke sumsum tulang belakang. Jika itu terjadi maka si Balita itu akan lumpuh.
Saat diperiksa di rumah sakit di Indonesia, kedua mata Balita tersebut harus dilepas. Dengan kata lain, Balita tersebut harus kehilangan kedua matanya di usia yg belum genap satu tahun itu.
Dari kalangan keluarga yang pas-pasan, ini menjadi dilema. Tentu kedua orang tua berada di antara dua pilihan, yaitu antara menyelamatkan Balitanya dari risiko penyakit mematikan itu atau mengobati si balita semampunya yabg berarti membiarkan penyakit itu menjangkit ke bagian tubuh lain.
Adalah Nurin, nama balita tersebut. Balita tersebut harus menjalani perawatan setiap bulan melalui kemoterapi. Setelah 6 bulan nasib mata kiri Nurin baru akan ditentukan apakah benar-benar harus dicabut atau ada kemungkinan disembuhkan dengan pemeriksaan dan perawatan yang intensif.
Nurin bersama kedua orang tuanya sejak November 2014 harus bolak-balik Indonesia-India setiap bulannya. Karena hanya di India rumah sakit yang dapat menyembuhkan penyakit kanker mata itu berada. Jikalau di Singapore sangat mahal biayanya. Sedangkan di Malaysia dan Indonesia tidak ada rumah sakit yang mampu menangani pengobatan dan perawatan penyakit iti, melainkan harus melepas kedua mata, untuk mencegah penyebaran kabker yang lebih meluas.