Integrasi Ekonomi ASEAN Tak Akan Capai 100 Persen

aseanKeberhasilan ASEAN Economic Community (AEC) akan bergantung pada komitmen politik dari masing-masing negara anggota, sebagaimana dikatakan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, yang mengakui bahwa langkah-langkah seperti liberalisasi ekonomi dan pengurangan pembatasan tarif secara politik sulit bagi negara berkembang untuk menerapkan hal ini.

Lee Hsien Loong juga mengatakan bahwa ASEAN tidak akan mencapai 100 persen dalam hal integrasi ekonomi sebagaimana batas waktu pada December 2015, namun negara-negara yang bersangkutan perlu memperhatikan bahwa hal ini merupakan prioritas yang mendesak.

“Ketika berbicara tentang kedalaman integrasi, berarti terkait dengan kesepakatan sebagaimana ketentuan investasi, ketentuan jasa, ketentuan pembatasan non-tarif untuk akses pasar, ketentuan perpindahan para profesional, tandasnya.

“Terdapat beragam cara yang secara politis merupakan hal yang sensitif untuk dilakukan dan seberapa tinggi prioritas pemerintah untuk hal ini, terutama ketia pemilihan umum atau pemilihan presiden sedang berlangsung”, imbuhnya.

Negara-negara ASEAN telah berjanji untuk menyatukan ekonominya ke dalam satu pasar pada akhir 2015 dengan meningkatkan pergerakan bebas terkait dengan barang, investasi, jasa dan tenaga kerja. Permasalah pembatasan tarif ditekan sedemikian rupa dan sebisa mungkin untuk dihilangkan.

Namun, negara-negara ASEAN yang kurang berkembang seperti Kamboja, Myanmar dan Laos bergantung besar pada tarif untuk pendapatan pemerintah sekaligus perlindungan perdagangan.

“Setiap negara akan memiliki industri dan produk tertentu yang sensitif dan ini berkaitan dengan keputusan politis, ” tambah Lee. ” Seberapa jauh Anda ingin mengintegrasikan ekonomi dan efisiensi dan seberapa jauh Anda ingin melindungi produk-produk sensitif itu.

Contohnya, kebijakan penerbangan yang menyediakan koneksi penerbangan yang lebih besar antar kota di Asia Tenggara, Perdana Menteri mengatakan bahwa maskapai pemerbangan nasional yang disubsidi pemerintah mungkin membenci akan hal ini dan akan kehilangan subsidi apabila kebijakan ini diterapkan.

Berbicara di Thailand kemarin, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN yang secara penuh siap untuk integrasi ekonomi dan beberapa angota miskin harus diizinkan, sedangkan beberapa anggota kelompok miskin perlu diizinkan mempertahankan perlindungan ekonomi mereka. Sebagian besar anggota ASEAN, kecuali Singapura dan Brunei, adalah adalah negara-negara tengah atau negar aberpenghasilan rendah, katanya.

“Anggota ASEAN telah meratifikasi 75 persen kesepakatan untuk pembentukan komunitas, namun itu masih belum cuku, karena masih dibutuhkan beberapa hal terkait integrasi. Grup ini harus menginzinkan perpindahan bebas terhadap para pekerja profesional antarnegara, jika tidak integrasi tidak akan terjadi, imbuh Mahathir.

Sumber: news.asiaone.com

.

Artikel Terkait:

Leave a Comment